Gedung batu Sam Po Kong adalah sebuah tempat untuk mengenang perjalanan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Kerajaan China bernama Zheng He (Cheng Ho) atau lebih lazim dikenal sebagai Sam Po Tay Djien. Terletak di Jalan Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang tak jauh dari aliran sungai Kaligarang. Letaknya sekitar 5 km dari pusat kota (Kawasan Simpang Lima Semarang) dan 4 km dari Bandara Ahmad Yani Semarang.
Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, didalam gua batu itu diletakan sebuah altar pemujaan , serta patung-patung Sam Po Tay Djien.
Terdapat sedikit kontroversi dan polemik mengenai kehadiran Zheng He di Nusantara, karena berdasarkan sejarah yang authentuik, Zheng He belum pernah mendarat di Semarang, melainkan di Tuban (Jawa Timur). Namun sampai beberapa waktu kemudian mereka yang tinggal di sekitar Simongan bahkan sampai pengunjung dari kota lain , secara teratur melakukan pemujaan dan penghormatan kepada Zheng He guna menghormati jasa-jasanya. Sekarang peringatan atau sembahyang dilakukan pada setiap tanggal satu dan lima belas.
Bulan Agustus 1405 diyakini merupakan saat pendaratan Zheng He (Walaupun bukti menunjukkan bahwa Zheng He tidak pernah mendarat di Semarang).Bulan Agustus 2005 diadakan peringatan besar-besaran mengenang 600 tahun pendaratan Zhenghe di kota Semarang. Areal Sampookong telah direnovasi total dengan penambahan fasilitas baru seperti gapura dan relief batu.
Latar Belakang Zheng He
Dalam buku Amen Budiman ‘Semarang Riwayatmu Dulu I’ halaman 10 ditulis bahwa Zheng He adalah seorang Muslim, dilahirkan di daerah K’un Yang di distrik Yunnan tengah. Dari sebuah batu nisanr diatas makam ayahnya yang berada di daerah itu dapat diketahui bahwa ayahnya adalah seorang Ha-tche, sedang nama marganya adalah Ma. Seperti juga ayahnya, kakeknya juga disebut Ha-tche. Nama Ha-tche adalah pengucapan bahasa China dari kata Haji. .
Ir. Setiawan menulis dalam bukunya ‘Mengenal Kelenteng Sam Po Kong Gedung Batu Semarang’, dikatakan bahwa Kelenteng Sam Po Kong dulunya idirikan untuk menghormati Laksamana Zheng He mendapat penghargaan dengan diangkat menjadi Thai Kam (dialek mandarin = Thai Jin) dengan gelar San Pao atau Sam Po. Seorang Thai Kam adalah seorang sida-sida (kasim) besar yang memiliki jabatan penting di Istana Kaisar. Dan sejak itu Zheng He lebih dikenal dengan sebutan Sam Po Thai Kam. Karenanya Zheng He sering juga di sebut Sam Po Tay Djien atau Sam Po Toa Lang. dan Toa Lang (mandarin = Ta Ren) artinya orang besar.
Sekarang ini fungsi artefak telah bergeser.Areal telah mengalami ekspansi dan renovasi yang sangat signifikan.Di dalam gua diletakan sebuah altar besar, untuk keperluan sembahyang dan pemujaan. Mereka memuja Sam Po Kong sebagai tokoh yang patut dihormati dan dijunjung tinggi serta dimohon berkahnya. Disebelah kiri gua batu itu terdapat sebuah batu piagam, batu berukir tersebut diukir dalam tiga bahasa: China, Indonesia dan Inggris. Batu prasasti tersebut dibuat khusus untuk memperingati kedatangan Zheng He di Nusantara. dan merupakan sumbangan dari keluarga Liem Djing Tjie pada tahun 1960.
Sumber : Wikipedia.org, Suara Merdeka, "Semarang Riwayatmu Dulu" karya Amen Budiman
Patung ZhengHe