Portugis Hitam dan Mardijkers
dari: Warta Kota ,13 Oktober 2011
Budak-budak merdeka, pribumi yang memeluk agama Kristen dan orang mestiezen (keturunan dari sebuah perkawinan campuran)hampir tak dapat dibedakan satu sama lain.
Ketiga golongan penduduk itu diserap dan dianggap sebagai orang 'Portugis'.Mereka mengidentifikasikan diri dengan mantan tuannya,memakai pakaian yang mirip dengan pakaian portugis, dan berkomunikasi dalam bahasa yang merupakan campuran antara Bahasa Melayu dan Bahasa Portugis (AJ Bernet Kempers dalam Portuguese and 'Portuguese' in Old Batavia:In memoriam Antonio Jorge Diaz dalam Separata do Vol.I.,Lisboa 1974).
Di mata orang Belanda (barangkali juga di mata prbumi di Batavia) tampak perbedaan yang jelas. Penduduk asli daerah perdagangan Portugis (Malabar, Arakan dan kepulauan di belahan timur nusantara) berkulit lebih gelap daripada penduduk Pulau Jawa.
Tidak mengherankan bahwa perkawinan antara orang Portugis dengan perempuan-perempuan dari daerah itu menghasilkan keturunan yang cenderung berkulit saw matang gelap.
Orang Belanda di Batavia memberikab nama yan agak melecehkan untuk mereka: Portugis Hitam , swarte borgeren (orang merdeka yang hitam)
.
. (frieda.amran@yahoo.com, anggota Asosiasi Antropologi Indonesia)
Link Lainnya:
Zaha Hadid, Arsitek Wanita peraih banyak penghargaan
Menyingkap Tirai Robot Menari
Pesona Kota Purba Petra di Yordania
Warisan Sejarah di Kota Yafo
Kisah Di Balik 5 Bangunan Spektakuler Tiongkok
Kelenteng Sam Poo Kong di Simongan,Semarang