Benteng Martello di Pulau Sakit
dari: Warta Kota ,15 Oktober 2011
Sejarah Jakarta tidak lepas dari beberapa pulau di wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Salah satunya adalah Pulau Sakit, nama yang diberikan oleh penduduk lantaran pulau ini pernah menjadi tempat perawatan penderita kusta atau lepra.
Kepopuleran Pulau Sakit bermula ketika pada 1679 wilayah itu dikembangkan sebagai tempat perawatan penderita lepra.Sebuah rumah sakit didirikan di sini, merupakan pindahan dari Angke di Jakarta Utara. Wabah lepra baru benar-benar hilang dari plau ini sekitar tahun 1800.
Pada masa kolonial Belanda, Pulau Sakit pernah memegan peranan penting. Ketika itu fungsi utama Pulau Sakit adalah menunjang segala aktivietas yang terdapat di pulau Onrust, pulau tersibuk di masa itu. Jarak antara Pulau Onrust dan Pulau Sakit memang relatif dekat. Orang-orang Belanda menyebut pulau ini dengan Purmerend, nama bidadari lah yang kemudian populer samapi sekarang. Nama ini mulai dipakai pada 1970-an, karena dikelola secara profesioanal untuk menarik pengunjung.
Sebelumnya, sejak 1955 pulau ini kosong dan tak pernah dikunjungi orang. Mungkin akibat berbagai macam sampah di buang di sini. Karena seperti 'pulau hantu', para pengeruk pasir juga leluasa bergerak.
.
Rupanya Pulau Sakit memiliki fungsi lain, yakni sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh. Di sini dibangun Benteng Menara Pengawas atau Martello pada 1849. Bentuk bangunannya lingkaran, lantainya bertingkat, dan di sekelilingnya terdapat jendela-jendela besar. Pembangunan benteng didasari serangan armada laut Britania Raya sekitar tahun 1800 yang merusakkan bangunan di pulau ini, Sekitar tahun 1803, Belanda kembali menguasai Pulau Sakit dan membangunnya kembali. Pada serangan kedua tahun 1806, Pulau Sakit dan pulau lainnya hancur berantakan. Pada 1827 Belanda kembali membangun pulau ini dengan melibatkan pekerja orang Tionghoa dan tahanan. Asrama haji sempat berfungsi hingga tahun 1933.
Pada 1972 Pulau Sakit bersama ketiga pulau di dekatnya ditetapkan sebagai pulau bersejarah, sehingga dilindungi undang-undang.Pengawasannya dilakukan oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.Penggalian arkeologi (ekskavasi) pertama dilakukan pada 1978, dipusatkan di sekitar Benteng Martello.Pada benteng diketahui adanya gudang amunisi.
(Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)
Link Lainnya:
Zaha Hadid, Arsitek Wanita peraih banyak penghargaan
Menyingkap Tirai Robot Menari
Pesona Kota Purba Petra di Yordania
Warisan Sejarah di Kota Yafo
Kisah Di Balik 5 Bangunan Spektakuler Tiongkok
Kelenteng Sam Poo Kong di Simongan,Semarang